Pernah nggak sih kamu membayangkan bagaimana jadinya kalau dua metode terapi yang sama-sama sudah dikenal luas digabungkan dalam satu titik? Nah, kali ini saya ingin membagikan sebuah teknik yang menurut saya cukup menarik dan bisa jadi menambah wawasan kita semua di dunia terapi alternatif. Teknik ini saya sebut sebagai Bekampunktur.
Mungkin ada yang sudah pernah mencobanya, mungkin juga belum pernah dengar sama sekali. Saya sendiri mengenal teknik ini dari sebuah video yang pernah saya tonton—sayangnya saya lupa video apa dan dari mana asalnya. Tapi yang jelas, teknik ini benar-benar membuat saya penasaran waktu itu. Setelah mencobanya sendiri dan merasakan manfaatnya, saya rasa sudah saatnya saya membagikan pengalaman ini kepada teman-teman pembaca blog ini.
Apa Itu Bekampunktur?
Bekampunktur adalah sebuah teknik terapi yang menggabungkan dua metode sekaligus: bekam dan akupunktur. Keduanya diterapkan secara bersamaan di titik yang sama.
Biar gampang diingat, saya memberi nama teknik ini “Bekampunktur”—gabungan kata dari Bekam dan Akupunktur. Jadi, jangan disamakan dengan teknik Bekam Sinergi ya, karena keduanya jelas berbeda. Meski sama-sama merupakan hasil kombinasi antara bekam dan prinsip pengobatan tradisional Cina, Bekampunktur punya pendekatan yang lebih sederhana dan fokus: satu titik, dua terapi.
Reaksi Beragam Saat Pertama Kali Mendengar Teknik Ini
Waktu pertama kali saya coba ceritakan teknik ini ke teman-teman sesama terapis, reaksinya beragam banget. Ada yang bilang, “Hah, emang bisa? Jarum ditusuk, lalu dibekam juga di titik yang sama?” Ada juga yang penasaran banget dan langsung pengen coba. Bahkan ada yang bilang, “Wah, kayaknya agak ekstrem, tapi menarik!”
Memang wajar sih kalau muncul banyak pertanyaan. Tapi setelah dipelajari lebih lanjut, teknik ini sebenarnya cukup logis dan bisa dipahami jika kita sudah familiar dengan prinsip dasar penguatan titik dalam akupunktur.
Konsep di Balik Teknik Bekampunktur
Kalau kamu pernah belajar atau mempraktikkan akupunktur, pasti tahu bahwa dalam dunia akupunktur ada teknik yang disebut tonifikasi atau penguatan titik akupunktur. Biasanya dilakukan dengan cara memutar jarum, mengetuk ringan, atau melakukan rangsangan tambahan untuk mendapatkan sensasi DEQI (baca artikel Rahasia Keajaiban Terapi Jarum Akupunktur dan Pentingnya Sensasi Deqi) yaitu sensasi seperti nyeri ringan, berat, hangat, atau kesemutan yang menunjukkan bahwa energi (Qi) sedang merespons jarum.
Nah, dalam teknik Bekampunktur, konsep penguatan ini diperluas. Selain jarum yang ditusukkan, kita tambahkan alat bekam di atas titik jarum tersebut. Hisapan dari alat bekam memberikan stimulus tambahan pada area sekitar titik akupunktur, sehingga efek penguatannya jadi lebih terasa dan lebih dalam.
Dengan kata lain, bekam di sini bukan sekadar mengeluarkan angin atau darah kotor, tapi benar-benar digunakan untuk memperkuat efek kerja jarum akupunktur.
Bagaimana Cara Melakukan Bekampunktur?
Tenang, teknik ini tidak serumit kedengarannya. Justru sangat sederhana kalau kamu sudah terbiasa dengan dua terapi ini secara terpisah.
Berikut langkah-langkahnya:
- Tentukan titik akupunktur yang akan digunakan sesuai dengan diagnosis keluhan pasien.
- Tusukkan jarum akupunktur seperti biasa hingga pasien merasakan DEQI.
- Siapkan alat bekam kering (cupping biasa, bukan bekam basah).
- Tempelkan alat bekam tepat di atas titik yang telah ditusuk jarum.
- Lakukan penghisapan dengan tekanan ringan saja (tidak perlu terlalu kuat).
- Biarkan selama 15–30 menit, atau hingga sensasi DEQI mulai berkurang.
Penting untuk dicatat: tekanan hisapan jangan terlalu kuat agar tidak mengganggu posisi jarum dan tetap nyaman bagi pasien. Fokus kita di sini bukan pada efek vakum yang kuat, melainkan pada tambahan rangsangan yang membantu memaksimalkan efek akupunktur.
Kapan Teknik Ini Sebaiknya Digunakan?
Bekampunktur sangat cocok digunakan untuk pasien yang mengalami kondisi defisiensi, seperti:
- Kelelahan kronis
- Kurang energi (Qi Deficiency)
- Lemahnya fungsi organ tertentu (seperti limpa atau ginjal)
- Keluhan bersifat Yin (dingin, lemah, menyebar, dan tidak terfokus)
Teknik ini bisa jadi pilihan jika kamu merasa bahwa stimulasi jarum saja terasa kurang kuat atau respons tubuh pasien lambat. Dengan tambahan stimulus dari bekam, efek terapi bisa meningkat secara signifikan.
Namun, hindari penggunaan teknik ini pada kondisi ekses seperti:
- Inflamasi akut
- Keluhan dengan panas berlebih
- Luka terbuka di titik terapi
- Pasien dengan kulit sangat sensitif atau mudah memar
Manfaat Bekampunktur
Dari pengalaman saya dan beberapa rekan yang sudah mencobanya, teknik ini memberikan manfaat yang cukup terasa pada kasus-kasus berikut:
- Meningkatkan energi vital (Qi)
- Mengurangi rasa lelah dan lesu berkepanjangan
- Menyeimbangkan sistem saraf otonom
- Membantu mempercepat pemulihan pada pasien pasca sakit lama
- Memberikan efek relaksasi lebih dalam
Yang menarik, pasien juga merasakan sensasi yang berbeda dibandingkan saat hanya dilakukan akupunktur atau bekam saja. Beberapa merasa tubuh lebih ringan, sirkulasi terasa lancar, dan gejala-gejala menyebar seperti pegal atau nyeri ringan mulai mereda lebih cepat.
Kesimpulan: Inovasi Sederhana, Efek yang Signifikan
Bekampunktur memang bukan teknik “resmi” yang diajarkan dalam kurikulum terapi mana pun, dan mungkin juga tidak banyak dibahas dalam literatur. Tapi justru dari praktik langsung dan eksplorasi inilah kita bisa menemukan teknik baru yang efektif dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Jika kamu seorang terapis atau praktisi pengobatan alternatif, tidak ada salahnya mencoba teknik ini, tentu dengan pertimbangan yang tepat dan berdasarkan kondisi pasien. Dan jika kamu adalah pasien atau orang awam yang sedang mencari alternatif terapi, kamu bisa berdiskusi dengan terapis terpercaya tentang kemungkinan penggunaan teknik ini dalam penanganan keluhanmu.
Semoga informasi ini bermanfaat. Kalau kamu sudah pernah mencoba Bekampunktur atau tertarik untuk tahu lebih banyak, yuk berbagi pengalaman dan pertanyaan di kolom komentar. Siapa tahu pengalamanmu bisa jadi inspirasi bagi pembaca lainnya.
Nah, setelah membaca penjelasan ini, bagaimana menurutmu tentang teknik Bekampunktur?
Apakah kamu pernah melihat, mendengar, atau bahkan mencoba teknik serupa?
Atau mungkin kamu punya pertanyaan tentang teknik ini, ingin tahu titik mana yang cocok, atau kapan sebaiknya digunakan?
Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Diskusi kita bisa jadi inspirasi buat pembaca lainnya, dan siapa tahu kamu juga bisa mendapatkan insight baru dari pengalaman orang lain.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Salam sehat dan seimbang 🌿
10 komentar
Mohon pencerahannya...
Untuk lebih jelas silahkan buka artikel berjudul Apa itu Istilah De Qi di blog ini...
https://www.terapijarum.com/2017/04/istilah-de-qi-te-chi-dalam-akupunktur.html