Beranda
Analisa Diagnosa
Artikel Menarik
Penanganan Terapi
Tentang Akupunktur
Protokol Titik Akupunktur yang Relevan untuk Mengobati COVID-19

PERAN AKUPUNKTUR DALAM MENANGANI COVID-19

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi kelayakan pengobatan akupunktur untuk pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan didasarkan pada teori pengobatan Tiongkok kuno (TCM) dan strategi herbal yang diterbitkan untuk penyakit ini (karena dalam TCM antara herbal dan akupunktur memiliki konsep yang sama).

Profesor Sun, penulis artikel ini, telah mempraktikkan pengobatan herbal dan akupunktur TCM di Eropa selama lebih dari 40 tahun. Analisis ini didasarkan pada pengamatan empirisnya tentang apa yang lebih cocok untuk pasien Eropa.

Semua akademisi kedokteran klasik Tiongkok menekankan bahwa epidemi ini ditandai dengan lembab, dingin, dan racun yang mudah menyebabkan panas dan stasis. Profesor Sun menggarisbawahi bahwa kunci rawatan adalah mengidentifikasi apakah polanya racun lembab-dingin yang menyebabkan panas ataukah racun panas bercampur dengan lembab.

Pada pasien dengan konstitusi ekses YANG, akumulasi lembab-dingin dapat dengan cepat berubah menjadi lembab-panas. Dalam kasus seperti itu, prinsip rawatan harus menghilangkan lembab-dingin dan secara bersamaan membersihkan panas.

Racun panas yang bercampur dengan lembab punya skenario penanganan yang berbeda; meskipun ada lembab juga, namun perawatan akar adalah membersihkan panas dan menghilangkan racun, sembari juga ditambahkan rawatan menghilangkan lembab.

Jika pola sebelumnya sudah keliru maka selanjutnya ketika mengobati dengan herbal, racun lembab bisa lebih buruk kondisinya. Secara umum, prinsip-prinsip rawatan primer harus meningkatkan Qi Lambung dan Limpa sembari pada saat yang sama :
  1. Mendispersi dingin dan lembab,
  2. Menghilangkan Qi beracun dengan membuka eksterior, dan
  3. Meningkatkan Qi untuk menghilangkan kekeruhan/kekentalan.
Qi epidemi menyerang tubuh dengan cepat dan hebat, oleh karena itu gambaran klinis diatas dapat berubah secara dramatis dan bervariasi secara signifikan antar kasus. Gejala yang parah dapat berkembang hanya dalam beberapa hari.

Kemungkinan klinis berikut harus diingat, setelah dingin-lembab menjadi signifikan, hal itu dapat:
  • Memblokir Paru-paru yang menyebabkan dypnoea;
  • Menyerang Pericardium yang menyebabkan ketegangan dada, mual, keringat dingin dan syok;
  • Menyebabkan gagal ginjal yang menyebabkan hematuria, dehidrasi, buang air kecil abnormal dan penurunan berat badan; dan
  • Merusak Lambung dan Limpa, menyebabkan muntah dan diare.
Setelah dingin-lembab berubah menjadi panas, hal itu akan menyumbat Paru-paru dan saluran Yangming (Lambung dan Usus Besar) yang mengakibatkan demam, batuk, ketegangan dada dan sesak napas, kelelahan, nafsu makan yang buruk, mual, muntah, kembung, diare atau sembelit, akhirnya menghancurkan YIN tubuh dan berkembang menjadi sindrom angin dalam.

Bagaimana seseorang dapat menghindari tertular virus wabah yang begitu ganas? Nei Jing memberikan jawaban: orang dengan Zheng Qi yang kuat dapat terhindar dari dampak terburuk infeksi epidemi.

Namun demikian setiap orang tidak peduli berapa usia atau apa jenis kelaminnya dapat saja terpengaruh. Setiap individu memiliki konstitusi fisik yang berbeda sehingga manifestasi penyakit akan bervariasi, maka satu resep herbal saja tidak dapat secara universal efektif untuk setiap pasien.

Akupunktur dilakukan pada pasien dengan basis satu per satu, dan lebih berorientasi untuk memberikan bantuan mengatasi gejala seperti ramuan herbal pada umumnya yang diterapkan selama periode epidemi.

Protokol akupunktur yang relevan, untuk mengobati COVID-19, diuraikan di bawah ini :

PERIODE SUSPECT WABAH COVID-19 :

1. Lembab-dingin Menyerang Paru-paru :

Infeksi dimulai dengan demam, menggigil, nyeri sendi dan otot, kelelahan, sakit tenggorokan, rasa pahit di mulut, tenggorokan kering, lidah pucat dengan lapisan putih tipis dan denyut nadi mengambang sedikit cepat.

Resep akupunktur:
  • Lieque (LU-7) + Zhaohai (KID-6), Waiguan (SJ-5) + Zulinqi (GB-41) dengan metode penjaruman netral.
  • Hegu (LI-4), Fengchi (GB-20), Zhigou (SJ-6), Neiguan (P-6), Feishu (BL-13), Yanglingquan (GB-34), Zhongwan (REN-12), Fenglong (ST-40) dan Zusanli (ST-36) dengan metode penjaruman sedasi.

2. Lembab-dingin Menghambat Limpa:

Ditandai ketidaknyamanan pencernaan, demam, nyeri otot, mual, muntah, diare, distensi abdomen, kelelahan, lidah pucat dengan lapisan berminyak putih dan denyut nadi dalam lambat atau dalam tersendat (chen-chi).

Resep akupunktur:
  • Waiguan (SJ-5) + Zulinqi (GB-41), Neiguan (P-6) + Gongsun (SP-4) dengan metode penjaruman netral.
  • Zhigou (SJ-6), Neiguan (P-6), Feishu (BL-13), Yanglingquan (GB-34), Zhongwan (REN-12), Fenglong (ST-40), Tianshu (ST-25), Yinlingquan (SP-9), Zusanli (ST-36) dengan metode penjaruman netral.

PERIODE PENGOBATAN KLINIS

1. Tahap Awal :

Lembab-dingin Menyumbat Paru-paru :
Ditandai demam, batuk kering, rasa pahit di mulut, tenggorokan kering, kelelahan, sesak dada, mual dan/atau muntah, tinja lembek, lidah pucat atau kemerahan dengan lapisan berminyak putih, dan denyut lembut mengambang .

Resep akupunktur :
  • Lieque (LU-7) + Zhaohai (KID-6), Neiguan (P-6) + Gongsun (SP-4), Waiguan (SJ-5) + Zulinqi (GB-41) dengan metode penjaruman netral.
  • Hegu (LI-4), Chize (LU-5), Zhongwan (REN-12), Yanglingquan (GB-34), Zusanli (ST-36) dan Qiuxu (GB-40) dengan metode penjaruman sedasi.

2. Tahap Menengah :

Lembab Menghambat Jiao tengah dan atas :
Ditandai batuk, dahak putih atau kekuningan, ludah berat/kesat, sesak dada, sesak napas, mual, perut kembung, nafsu makan buruk, tinja lembek, lidah pucat atau kemerahan dengan lapisan berminyak putih dan nadi mengambang-lembut atau lemah.

Resep akupunktur :
  • Lieque (LU-7) + Zhaohai (KID-6), Neiguan (P-6) + Gongsun (SP-4), Waiguan (SJ-5) + Zulinqi (GB-41) dengan metode penjaruman netral.
  • Chize (LU-5), Feishu (BL-13), Yuji (LU-10), Zhongwan (CV-12), Fenglong (ST-40), Yanglingquan (GB-34), Zusanli (ST-36), Tianshu (ST-25) dan Qiuxu (GB-40) dengan metode penjaruman sedasi.

Racun wabah Menghambat Paru-paru, Panas Masuk ke Meridian Yangming :
Ditandai demam tinggi, batuk dengan dahak kuning, sesak dada, sesak napas, terengah-engah saat banyak mengeluarkan tenaga, perut bagian bawah membengkak, sembelit, lidah merah dengan lapisan berminyak atau kering berwarna kuning dan licin, denyut nadi cepat.

Resep akupunktur :
  • Lieque (LU-7) + Zhaohai (KID-6), Neiguan (P-6) + Gongsun (SP-4) dengan metode penjaruman netral.
  • Chize (LU-5), Feishu (BL-13), Shanzhong (REN-17), Yuji (LU-10), Hegu (LI-4), Quchi (LI-11), Tianshu (ST-25), Fenglong (ST-40) dan Neiting (ST-44) dengan metode penjaruman sedasi.

3. Tahap yang Parah :

Hambatan Internal yang Menyebabkan Kerusakan, Berpisahnya YIN dan YANG :
Ditandai kesulitan bernapas yang parah, asfiksia (berpotensi membutuhkan ventilasi mekanis), ketidaksadaran, gelisah, ekstremitas berkeringat dan dingin, lidah berwarna ungu gelap dengan lapisan tebal atau kering, dan nadi besar mengambang tanpa akar.

Resep akupunktur:
  • Baihui (DU-20), Guanyuan (REN-4), Qihai (REN-6), Zusanli (ST-36), Feishu (BL-13), Shanzhong (REN-17) dan Sanyinjiao (SP-6) dengan metode penjaruman tonifikasi, dan moksibusi pada Guanyuan (CV-4) dan Qihai (CV- 6).
  • Tianshu (ST-25) dan Fenglong (ST-40) dengan metode penjaruman sedasi.

4. Tahap Pemulihan :

Defisiensi Qi Paru-paru dan Limpa, defisiensi YuanQi (qi sumber):
Ditandai napas tersengal, kelelahan, nafsu makan buruk, mual, perut kembung dan kenyang, sembelit tipe asthenik, tinja lembek lengket, lidah bengkak pucat dengan lapisan putih berminyak dan dalam, denyut nadi lambat.

Resep akupunktur:
  • Guanyuan (REN-4), Qihai (REN-6), Zusanli (ST-36) dan Taixi (KID-3) dengan metode penjaruman tonifikasi dan moksibusi di Guanyuan (REN-4) dan Qihai (REN-6).
  • Feishu (BL-13), Pishu (BL-20) dan Shenshu (BL-23) dengan metode penjaruman tonifikasi.

Defisiensi Qi dan darah, defisiensi YIN Ginjal dan Liver :
Ditandai sesak nafas, kelelahan, nafsu makan yang buruk, insomnia, sembelit tipe asthenic, keringat malam, mulut kering, gelisah, pusing, lutut lemah, urin sedikit, lidah merah pucat dengan lapisan sedikit atau mengelupas, denyut nadi tipis dan lemah.

Resep akupunktur:
  • Guanyuan (REN-4), Qihai (REN-6), Zusanli (ST-36), Sanyinjiao (SP-6), Taixi (KID-3), Yingu (KID-10) dan Ququan (LIV-8) dengan metode penjaruman tonifikasi.
  • Taichong (LIV-3) dan Neiguan (P-6) dengan metode penjaruman netral.

Kategori Pemilihan Titik Akupunktur :

Resep resep titik akupunktur dalam tulisan ini didasarkan pada makalah makalah pengobatan TCM yang diterbitkan untuk kasus COVID-19 dan informasi yang disiarkan oleh pemerintah China serta dikombinasikan dengan teori pengobatan Tiongkok kuno yang telah digunakan untuk menangani berbagai epidemi selama ribuan tahun.

Namun, akupunktur pada dasarnya merupakan terapi individual. Praktisi harus mempertimbangkan kondisi masing-masing pasien dan konstitusinya masing masing, dan sesuaikan resep di atas sesuai kondisi.

Dalam rawatan epidemi ini para praktisi juga danjurkan untuk memperhatikan titik titik berikut selama rawatan :

1. Titik Gangguan Setan (Ghost Point)

Ada banyak aliran dan metode akupunktur yang dipraktekkan secara umum, yang masing-masing aliran itu memiliki fokus utama masing masing, misalnya ada yang fokusnya masalah muskuloskeletal atau ada juga yang fokusnya masalah emosional.

Akupunktur adalah salah satu metode yang relevan dalam pengobatan epidemi. Sebelum abad ke-1 M, istilah Yi (疫) yang berarti wabah epidemi, dikaitkan dengan roh jahat atau setan (Gui 鬼), seperti dalam istilah Yi Gui yang muncul dalam Lunyu (Kumpulan Sastra Konfusius) oleh Confucius (551-479 SM), yang diterjemahkan dari teks tersebut sebagai 'setan lapar'. Penyakit menular yang tak terkendali - Li Yi - dianggap sebagai Qi jahat dan dikaitkan dengan setan.

Tabib kuno umumnya menggunakan istilah Gui (setan) sebagai istilah untuk rasa sakit dan penyakit penyakit aneh yang tidak dapat dijelaskan akal. Dan tentu saja, presentasi klinis penyakit menular akut dapat menyerupai gejala penyakit mental yang aneh.

Titik gangguan setan (ghost point) awalnya muncul di dinasti Shang (1520-1030 SM) dan digunakan untuk memerangi epidemi di dinasti Zhou (1030-727 SM), misalnya untuk mengobati kasus pingsan yang lama (koma) selama Periode Negara Berperang (475-221 SM).

Titik titik ini kemudian direkomendasikan oleh Sun Simiao (581-682) untuk mengobati penyakit penyakit mental-emosional seperti gila.

Konsep Gui (setan) harus dilihat dalam konteks historisnya. Pada sebagian besar kurun pemerintahan dinasti Han-Tang, perang dan epidemi mengakibatkan tekanan sosial dan tekanan ekonomi yang besar.

Cao Zhi (192-232 M), pangeran negara Wei menyatakan kesedihannya terhadap shahabat shahabat nya yang meninggal selama epidemi ditahun 217 M dalam Shuo Yi Qi (Bahasan Qi Epidemi), yang juga menggambarkan kehancuran dan keputusasaan orang-orang selama bencana itu berlangsung.

'Qi setan' yang muncul akibat kondisi cuaca yang tidak sesuai dengan musim tidak hanya menyebabkan epidemi yang berbahaya tetapi juga merebaknya rasa ketakutan di masyarakat. Artinya, selama berlangsungnya epidemi masyarakat memiliki lebih banyak kecemasan dan ketakutan tidak peduli apakah mereka terinfeksi atau tidak - kondisi ini menyerupai penyakit mental yang efektif ditusuk dengan jarum pada titik gangguan setan (Ghost Point).

Sayangnya, sejak adanya perkembangan sistematika pengobatan Tiongkok di era dinasti Han dan revolusi budaya pada abad ke-20, para sarjana medis tiongkok era itu mulai menghindari penggunaan istilah 'setan' pada praktik pengobatan untuk menjauhkan diri mereka dari kesan klenik atau perdukunan yang tidak ilmiah.

Beberapa penulis di era modern meyakini bahwa titik gangguan setan (Ghost Point) sebenarnya adalah titik untuk rawatan api YIN. Dan memang, ketika YIN dan YANG terpisah, maka YANG mengapung ke atas dan ke luar; hal ini akan menciptakan keadaan tubuh yang tidak stabil dan tidak seimbang, yang dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh Qi epidemi yang ganas (barangkali ini bisa menjelaskan mengapa tubuh tertentu lebih mudah terinfeksi daripada tubuh orang lain).

Namun, pendapat penulis artikel ini ghost point masih valid dalam perang melawan ancaman epidemi saat ini, terutama titik Shaoshang (LU-11) dan Yinbai (SP-1), yang dapat diterapkan di sepanjang periode pengobatan COVID-19.

Sebab keduanya adalah titik Jing-well dan terletak di ujung meridian Paru-paru dan awal meridian Limpa, dan ini adalah organ utama yang diserang oleh COVID-19.

Fungsinya adalah sebagai berikut:

  • Shaoshang (Logam kecil), juga dikenal sebagai Gui Xin (Sekutu Setan), LU-11: Berfungsi membersihkan paru-paru dan membersihkan api, mengusir setan, mengobati batuk dan dyspnoea karena Qi patogen eksogen yang menutup saluran Paru-paru, serta sakit dan bengkak di tenggorokan, hidung tersumbat dan epistaksis.
  • Yinbai (Putih tersembunyi), juga dikenal sebagai Gui Lei (Benteng setan), SP-1: Dalam Zhenjiu Jiayi Jing (Sistematika Klasik Akupunktur & Moksibusi) Merekomendasikan titik ini untuk mengobati dyspnoea, asma, distensi perut, panas dan rasa penuh di dada, diare hebat, dyspnoea saat berbaring terlentang, kaki dingin, glomus epigastrium, mual dan muntah, dan nafsu makan yang buruk.

Titik titik Pertemuan

Titik titik pertemuan pada meridian istimewa terletak di anggota badan luar (lengan atau kaki) dan bisa sangat efektif untuk membuka saluran meridian dan mengurangi ketegangan tubuh. Namun, harus diperlakukan dalam urutan yang seksama.

Organ Jiao atas adalah target pertama yang dihambat oleh Qi epidemi, diikuti oleh jiao tengah dan akhirnya jiao bawah. Oleh karena itu untuk infeksi akut oleh COVID-19, prioritas pertama adalah membuka penyumbatan pada jiao atas.

Tindakan ini dapat diringkas sebagai berikut:
  • Lieque (LU-7) dan Zhaohai (KID-6) : mengatur Qi dan darah di depan dada, rongga dada dan perut bagian atas, dan menyeimbangkan Ren Mai dan YinQiao Mai
  • Neiguan (P-6) dan Gongsun (SP-4) : mengatur Qi dan darah di lambung, dan menyeimbangkan Chong Mai dan YinWei Mai
  • Waiguan (SJ-5) dan Zulinqi (GB-41) : Melepaskan ketegangan eksterior dan panas dari Liver dan Kantung Empedu, menyelaraskan Yangwei mai dengan Dai Mai dan saluran ShaoYang.
Sumber :
M. Imam Affan T, Poltekes RS Dr. Soepraoen, Bojonegoro Jawa Timur

Penulis blog

Tidak ada komentar