Beranda
Artikel Menarik
Thibbun Nabawi
Dampak 4 Jenis Strees Terhadap Tubuh

Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak aspek di dalam dirinya, meliputi aspek biofisik (tubuh/organ), aspek psikis (emosi dan perasaan), aspek sosial (membutuhkan orang lain), dan aspek spiritual (fitrah ketuhanan). Semua aspek tersebut sama pentingnya.

Pengabaian satu aspek saja akan mengakibatkan munculnya masalah terhadap kesehatan, karena dimensi-dimensi tersebut adalah satu kesatuan, memiliki keterhubungan antara satu dengan lainnya, dan saling memengaruhi.

Seluruh aspek tersebut harus terpenuhi kebutuhannya dengan baik, karena masing-masing dimensi saling memengaruhi satu sama lain. Tidak tercukupinya kebutuhan salah satu aspek akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostasis) dan sekaligus juga memengaruhi kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

Salah satu contohnya adalah kondisi pikiran (emosi) dapat memengaruhi tubuh, yang disebut dengan psikosomatis. Begitu pun sebaliknya, kondisi tubuh pun dapat memengaruhi pikiran, yang diistilahkan dengan somatopsikis. Pikiran dan tubuh saling terhubung dan saling memengaruhi.

Bagaimana kita merasa secara emosi dapat menentukan bagaimana kita merasa secara fisik. Emosi tertentu mengakibatkan pelepasan hormon tertentu di tubuh fisik yang dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit fisik. Para peneliti telah secara langsung dan ilmiah menghubungkan emosi dengan hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Penelitian juga menemukan dan mengungkap korelasi yang signifikan antara emosi dan infeksi, alergi, dan penyakit autoimun. Secara khusus, penelitan telah menghubungkan emosi seperti depresi dengan meningkatnya risiko kanker dan penyakit jantung. Emosi seperti cemas dan takut mengakibatkan detak jantung menjadi tidak teratur, prolaps katup mitral, irritable bowel syndrome/IBS (gangguan pada usus besar yang biasanya menyebabkan kejang, nyeri pada area perut, perut kembung, diare, dan konstipasi).

Penyakit fisik yang berawal dari pikiran dan berakar pada pikiran dengan muatan emosi negatif di dalamnya sering diistilahkan dengan penyakit psikosomatis.

The American College of Family Physicians memperkirakan bahwa 90% penyakit disebabkan oleh faktor psikogenik, bukan organogenic.

Dampak 4 Jenis Strees Terhadap Tubuh

Penyebab munculnya penyakit psikosomatis, dalam bahasa awam sering diistilahkan dengan sebutan stress. Stress, sebetulnya terbagi menjadi beberapa macam. Ada yang dinamakan dengan eustress, distress, hyperstress, dan hypostress.

1. Eustress

Eustress merupakan jenis stress yang bersifat menantang namun dapat dikendalikan. Contoh eustres adalah saat kita menghadapi perlombaan atau kompetisi. Stres jenis ini justru bermanfaat karena dapat memacu kita melakukan yang terbaik.

2. Distress

Distress merupakan jenis stress yang membuat mental tertekan. Contoh Distress adalah kondisi ketika seseorang dihadapkan pada dilema dan sulit menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Atau bisa juga karena keinginan menggebu (desire) yang tidak sebanding dengan kemampuan. Dalam situasi seperti ini, seseorang sedang dikuasai oleh nafsu, sehingga tidak dapat membedakan antara keinginan dengan kebutuhan.

3. Hyperstress

Hyperstress merupakan jenis stress yang muncul sebagai akibat dari sebuah kondisi yang dipersepsi oleh pikiran sebagai beban berlebih (overload). Saat seseorang mengalami kondisi tersebut, ia akan sangat mudah marah dan lepas kendali.

4. Hypostress

Hypostress merupakan kondisi ketika seseorang merasa tidak bersemangat karena pola hidup yang monoton dan tidak ada tantangan. Seseorang yang mengalami hypostres biasanya apatis dan tidak mau bergerak maju.

Tampaknya, stress yang sering kita dengar, kita baca, dan kita ucapkan lebih sering merujuk pada tipe stress yang kedua, yaitu distress.

Bila kita mau merenungkan dan mencermati dengan seksama, stress yang dialami merupakan akibat dari pemaknaan terhadap suatu peristiwa yang kita alami. Bila pemaknaan kita terhadap suatu peristiwa itu baik, maka yang akan muncul adalah jenis stress yang positif (eustress). Namun, bila pemaknaan terhadap suatu peristiwa itu buruk, maka yang akan muncul adalah jenis stress yang negatif (distress, hyperstress, atau hypostress).

Bila demikian, dapat kita katakan bahwa awal dari munculnya penyakit psikosomatis adalah pemaknaan yang kurang tepat terhadap suatu peristiwa sehingga timbul berbagai emosi negatif di dalam pikiran dan selanjutnya memunculkan stress yang sifatnya negatif. Inilah yang kemudian membuat keseimbangan pikiran dan tubuh menjadi terganggu, dan akhirnya jatuh sakit.

Masalah adalah sesuatu yang pasti dalam kehidupan ini. Masalah adalah ujian dari Allah untuk menguji tingkat keimanan kita sekaligus mendorong kita untuk menjadikan agama sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Allah tidak pernah memberikan ujian melebihi kapasitas kita (Q.S Al Baqarah: 286). Bila kita merasa sangat berat menjalani masalah dalam hidup, sabar dan shalatlah.
Ungkapkan kalimat “Iyya ka na’budu wa iyya ka nastaa’iin” (Hanya kepada Engkaulah aku menyembah, dan hanya kepada Engkaulah aku memohon pertolongan) dengan penuh kekhusyuan, ketawadhuan, dan keyakinan. Karena bagi Allah, semuanya sangat mudah.

“Kun fa ya kun!” Apabila ia berkata: “Jadilah”, maka terjadilah apa yang Ia kehendaki.

Walaupun semua makhluk berkata bahwa hal itu mustahil terjadi. Tapi yakinlah, mukjizat itu ada. Mukjizat itu nyata. Tapi, ingatlah, bahwa mukzizat Allah itu tidak diobral kepada siapa saja. Jadilah orang ikhlas dalam beribadah, sehingga bisa mendapat karunia tersebut.

Orang yang betul-betul bulat imannya, akan selalu tenang dan penuh pengharapan, walaupun sedang mendapatkan ujian yang berat. Itulah yang disebut ikhlas. Karenanya, kita harus berupaya dekat dengan kelompok mukhlisin (orang-orang ikhlas), agar kita beruntung.

Orang ikhlas memiliki perangai yang tenang, lembut, baik tutur katanya, positif cara berpikirnya, serta penuh kasih sayang. Sebaliknya, orang yang emosional, pemarah, selalu berkeluh kesah dan merasa tidak puas, adalah orang yang sangat rentan terkena stres.

Saat dalam kondisi setres, sebetulnya orang tersebut sedang berada dalam genggaman setan, tetapi ia tidak menyadarinya. Walaupun mereka shaum, tetapi shaumnya hanyalah ritual tanpa makna. Hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Sedangkan hikmah terdalam dari shaum tersebut tidak pernah ia dapatkan, apalagi merasakan puncak kenikmatan dalam shaum.

Saat mendapatkan cobaan berupa sakit yang berat, cara terbaik adalah dengan mendekat, memperbanyak memohon, dan bersujud kepada Allah. Serahkan segala sakit, nyeri, dan penderitaan kepada-Nya. Hanya Allah sajalah yang mampu mengubah takdir yang telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh. Hanya Allah.
Hanya Allahlah sumber harapan kita.
Hanya Allahlah sumber ketenangan kita.
Hanya Allah-lah yang akan menghangatkan dinginnya dunia kita.
Hanya Allah-lah yang akan menemani kita dalam kesendirian, kesunyian, kegelapan, dan kekejaman dunia. Hanya Allah.

Sumber : Sakitku Ibadahku, Karya Dr. dr. H. Hanny Ronoosulistryo, Sp.OG (K), M.M. dkk, Penerbit Thinksmart

Penulis blog

Tidak ada komentar