Beranda
Artikel Menarik
Thibbun Nabawi
Ubah Mindset Ternyata Sakit Ada Baiknya

Tidak ada seorang pun yang merasa nyaman ketika ia sakit.

Sakit adalah bukti bahwa kita sehat,  tanpa sakit tentu tidak akan ada sehat begitupun juga sebaliknya.

Fisikologi orang sehat dengan fisikologi orang yang sakit tentu tidaklah sama, baik hal itu disadari ataupun tidak disadari olehnya.

Fisikologi orang yang sakit tentu akan lebih gelisah dan khawatir, hal tersebut memang sebuah hal yang wajar tetapi tidak semudah itu mengendalikan rasa gelisah dan khawatir ketika ia sakit.

Sakit sekali-kali mungkin tidaklah lebih berat dari pada orang yang sering sakit-sakitan. Rasa dan beban mental yang drop ketika sakit merupakan rasa yang sulit untuk ditangani olehnya.

Tapi dari hal tersebut selalu ada hikmah atau kebaikan di dalamnya, bahkan diantara sahabat nabi ada yang tidak berobat karena ia lebih memilih pahala agar ia masuk syurga.

Tentu hal tersebut ada alasan yang kuat, beberapa orang yang sakit-sakitan disebabkan karena kelemahan tubuhnya ataupun karena beban mentalnya.

Dalam kitab Zaadul Maad karangan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah menyatakan bahwa ada 2 tujuan orang yang sakit
1. Sebagai Magfiroh (Pengampunan)
2. Untuk meningkatkan derajatnya

Semua orang pasti pernah mengalami sakit,  berobat kesana kemari tidak sembuh juga bahkan jika ia di ruqyah pun masih tetap sama.

Allah menitipkan kesembuhan pada seseorang yang ahli dibidang pengobatan,  maka sudah merupakan hukum, jika kita sakit berobatlah kepada yang ahli,  tetapi tidak jarang pula sang ahli pun tidak sanggup menyembuhkan.

Maka pada hal tersebut ada tanda dimana kita harus meminta langsung pada sang penyembuh yang menurunkan penyakit. Ketika kita meminta langsung dengan memanjatkan doa kepada Allah maka tidaklah heran jika ia sembuh hanya dengan air putih saja,  hal tersebut bukan berarti air putih tersebut menyembuhkan tetapi karena Allah telah meridhoinya untuk sembuh,  maka dengan seizin Allah air putih itu dapat menyembuhkan, hal yang mustahil tersebut hanya Allah yang dapat melakukan-Nya.

Ketika seseorang sakit jarang disadari bahwa ia sedang di tegur dan lupa untuk bertafakur atas nikmat apa yang telah Allah berikan dan akan dosa yang orang sakit itu perbuat.

Kunci dari sehat dari Allah adalah mencari ridho-Nya,  maka alangkah baiknya perilaku orang yang sakit adalah ia menerima apa yang terjadi akan dirinya, memohon ampun dan bersyukur atas segala nikmat yang telah ia dapatkan dan ia rasakan.

Dilematis orang sakit-sakitan tentu akan mempunyai spirit yang lemah,  menganggap dirinya sangat lemah, karena seringkali secara tidak langsung oleh orang sekitarnya ia dianggap lemah dan sakit walaupun kondisinya sudah sehat, tetapi apa yang telah Allah ciptakan itu tidak ada yang lemah dan tidak ada yang sempurna, semua yang Allah ciptakan adalah ciptaan yang sempurna.

Suatu apresiasi dapat memberikan nilai spirit yang kuat dan apresiasi tersebut bukan didapat dari orang sekelilingnya tetapi dari dirinya sendiri.

Tidakkah diri anda bangga sebagai orang yang sakit-sakit dapat melalukan aktivitas sebagaimana orang sehat pada umumnya. Rasa bangga tersebut dapat meningkatkan nilai spirit, nilai semangat,  nilai keinginan untuk sembuh dan rasa syukur yang benar-benar dari qolbunnya.

Tidakkah diri anda bangga bahwa sakit yang diderita merupakan kasih sayang Allah untuk menghapuskan dosa-dosa.

Tidakkah diri anda bangga bahwa Allah sedang menguji dan meningkatkan derajatnya seorang hamba.

Sakit itu adalah salah satu musibah dan musibah merupakan ujian,  ujian merupakan teguran dari Allah Yang Maha Penyayang dan Yang Maha Pengasih. Tidak ada suatu musibah bagi seorang muslim yang tidak baik, maka semuanya itu tentu ada hikmah dibalik suatu kejadian.

Artinya sakit seorang hamba merupakan rahmat dari Allah, kasih sayang Allah kepada seorang hamba-Nya.

Maka bertawakallah,  sabar,  memohon ampun dan meminta ridho-Nya.

Penulis blog

Tidak ada komentar