“Lho, jarumnya ditusukkan beneran nggak sih? Kok nggak berdarah?”
Pertanyaan ini kerap kali muncul dari mereka yang baru pertama kali melihat terapi akupunktur. Bahkan, sebagian orang mengira bahwa jarum akupunktur hanyalah ditempel di kulit atau tidak dimasukkan sepenuhnya ke dalam tubuh.
Halo Sobat Terapi Jarum!
Dalam artikel kali ini, kita akan kupas tuntas tentang fenomena “tidak berdarah” pada terapi akupunktur, sekaligus menjawab mitos dan fakta yang sering membingungkan masyarakat umum maupun para pemula di dunia akupunktur.
💡 Akupunktur: Terapi Tua dengan Teknik Presisi Tinggi
Akupunktur adalah teknik pengobatan tradisional yang berasal dari Tiongkok kuno, yang telah dipraktikkan selama lebih dari 2.000 tahun. Prinsip dasar akupunktur adalah menstimulasi titik-titik tertentu di permukaan tubuh untuk mengatur aliran Qi (energi vital), memperbaiki keseimbangan tubuh, dan memicu proses penyembuhan alami.
Meski menggunakan jarum, akupunktur bukanlah prosedur bedah atau tindakan invasif yang menimbulkan luka serius, karena pendekatan yang digunakan sangat halus dan penuh ketelitian.
🧷 Mengapa Akupunktur Umumnya Tidak Mengeluarkan Darah?
Ada dua alasan ilmiah dan teknis yang menjelaskan hal ini:
1. Jarum Akupunktur Sangat Tipis dan Tajam
Jarum akupunktur biasanya memiliki diameter antara 0,16 mm hingga 0,30 mm, jauh lebih kecil daripada jarum suntik medis. Ujungnya sangat tajam dan halus, dirancang untuk menembus kulit tanpa merobek jaringan secara agresif.
Karena itu, tusukan jarum akupunktur hanya menciptakan luka mikroskopis yang tidak cukup besar untuk memicu perdarahan.
2. Teknik Insersi yang Presisi dan Lembut
Terapis akupunktur yang terlatih akan melakukan penusukan dengan sudut, kedalaman, dan kecepatan tertentu agar tidak mengenai pembuluh darah besar. Dengan keterampilan dan pengalaman, insersi jarum dilakukan secara presisi dan hampir tidak terasa bagi pasien.
🩸 Lalu, Kenapa Kadang Masih Ada Titik yang Berdarah?
Meskipun jarum akupunktur sangat kecil dan tekniknya lembut, bukan berarti perdarahan tidak pernah terjadi. Dalam praktik klinis, ada beberapa titik akupunktur yang memang berisiko lebih tinggi untuk mengeluarkan darah, terutama:
-
Titik-titik di ujung jari tangan dan kaki
-
Titik akupunktur yang dikenal sebagai titik CIN (jing-well points)
-
Titik di wajah, kepala, atau area dengan banyak pembuluh darah kapiler
Pada titik-titik tersebut, darah bisa keluar karena dua alasan utama:
✅ 1. Anatomi Area yang Kaya Pembuluh Darah
Area seperti ujung jari, wajah, dan kepala memiliki jaringan pembuluh kapiler yang rapat dan dangkal. Jarum yang masuk ke area tersebut lebih mudah menyentuh pembuluh darah meskipun dilakukan dengan hati-hati.
✅ 2. Sengaja Dikeluarkan dalam Teknik Pricking
Dalam beberapa metode terapi, seperti teknik pricking atau letting blood, perdarahan justru diinginkan secara terapeutik. Tujuannya adalah untuk:
-
Mengeluarkan panas atau racun dari tubuh
-
Mengatasi stagnasi darah (blood stasis)
-
Mengurangi tekanan pada area tertentu
🧬 Fakta Penting: Setiap Orang Punya Letak Pembuluh Darah yang Berbeda
Yang sering mengejutkan para pemula adalah kenyataan bahwa:
"Titik yang sama bisa berdarah pada satu pasien, tapi tidak berdarah pada pasien lain."
Ini terjadi karena letak pembuluh darah—khususnya pembuluh vena dan kapiler superfisial—berbeda pada setiap individu. Bahkan pada tubuh yang sama, posisi vena di sisi kanan dan kiri bisa tidak identik.
Misalnya, di lengan kanan Anda mungkin terdapat pembuluh vena yang jelas dan besar, sementara di sisi kiri tidak tampak menonjol. Maka, ketika titik akupunktur ditusukkan di lokasi yang sama pada sisi kanan dan kiri, hasilnya bisa berbeda: satu berdarah, satu tidak.
🛡️ Bagaimana Menghindari Pembuluh Darah saat Menusuk Jarum?
Bagi praktisi akupunktur, penting untuk menghindari menusuk langsung ke pembuluh darah vena, kecuali memang disengaja untuk tujuan terapeutik. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
1. Pelajari Ilmu Anatomi Dasar
Memahami letak umum pembuluh darah besar, otot, dan jaringan bawah kulit sangat penting agar bisa menyesuaikan sudut dan kedalaman penusukan.
2. Gunakan Penlight atau Alat Bantu Penerangan
Cahaya dari penlight membantu melihat vena superfisial yang terlihat kebiruan, kehijauan, atau timbul di bawah kulit. Dengan alat ini, terapis bisa menghindari area yang tampak mencurigakan.
3. Lakukan Insersi dengan Sudut yang Tepat
Jika dirasa terdapat pembuluh di bawah titik akupunktur, jarum bisa dimasukkan dengan sudut miring (oblique) agar tidak mengenai langsung bagian pembuluh darah.
4. Perhatikan Reaksi Pasien
Kadang, pasien akan merasa “nyut-nyutan” atau seperti tersetrum saat jarum menyentuh pembuluh atau saraf. Segera cabut atau geser jarum jika reaksi ini muncul.
💬 Penutup: Perdarahan dalam Akupunktur adalah Hal yang Bisa Terjadi, Tapi Jarang
Kesimpulannya, akupunktur tidak berdarah karena jarumnya tipis, tajam, dan tekniknya sangat halus. Namun, perdarahan tetap bisa terjadi, terutama jika titik akupunktur berada dekat pembuluh darah atau jika memang sengaja ditusukkan untuk tujuan tertentu.
Jangan khawatir, karena perdarahan ringan dalam akupunktur bukan tanda bahaya, melainkan sesuatu yang normal dan mudah dikendalikan.
✍️ Punya Pengalaman Serupa?
Apakah kamu pernah mengalami tusukan akupunktur yang mengeluarkan darah? Atau justru penasaran ingin mencoba terapi ini pertama kali?
Yuk, bagikan cerita atau pertanyaan kamu di kolom komentar!
Jangan lupa untuk share, dan kunjungi artikel lainnya di www.terapijarum.com.
Salam Terapi Jarum!
Salam Sehat, Salam Sukses!
4 komentar
Jazakhumulloh Khoiron
Untuk lebih jelasnya, insya Allah nanti sya buatkan artikelnya...
Jika pembuluh darah vena terlanjur ke tusuk, biasanya akan keluar darah setelah nya, pembuluh darah menjadi mengembung atau terjadi hematoma, untuk penanggulangan bisa kasih kompres air hangat.