Herba

8 Teknik Perawatan Menggunakan Herba

Azdah Blogger Azdah Blogger
Mei 07, 2018
0 Komentar
Beranda
Herba
8 Teknik Perawatan Menggunakan Herba

TEKNIK PERAWATAN MENGGUNAKAN HERBA

Sahabat terapijarum.blogspot.com - Teknik yang diterapkan melalui proses Diaforesis, emesis, pembersihan, mediasi, febrifugal, penghangatan, eliminasi dan tonifikasi.

1. Diaforetik (Keringat)

Teknik ini dilaksanankan dengan merangsang keluarnya keringat dari pori-pori kulit, diterapkan untuk perwatan gejala luar seperti kedinginan, sakit kepala dan selesma. Perawatan dilakukan melalui jalur penggabungan diaforetik dan eksitan (perangsangan). Kedua untuk mengimbas keringat digabung dengan penurunan demam.

Hal yang perlu diperhatikan : untuk mengusir pathogen panas, cegahlah keringat yang terlalu banyak karena mudah mempengaruhi jantung dan mendorong rasa haus dan keresahan; Tidak tepat digunakan bagi penderita anemia, ulser atau jantung lemah. Jika meminum diaforetika pasien harus menum tonikum atau obat pendingin dengan segera; setelah minum diaforetika, pasien harus menjaga diri agar hangat dan minum banyak air panas.

2. Emetik (Muntah)

Emetik adalah teknik membuang zat-zar beracun dengan obat pendorong muntah (emetika) atau rangsangan mekanis untuk mengimbas muntah. Teknik ini digunakan bila lendir menghambat tenggorokan atau mengganggu pernafasan bila makanan yang tersumbat menyebabkan perut kembung dan nyeri atau bila zat beracun tak sengaja termakan dan masih di lambung.

Orang-orang yang lemah dan wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan teknik ini

3. Pembersihan (Diare/Pencahar)

Pembersihan disebut juga purgasi digunakan untuk menghilangkan sembelit untuk mempertahan cairan tubuh. Cairan ini mengacu pada semua jenis cairan gizi dalam tubuh, terutama cairan organ dalam. Gejalan penyakit yang timbul biasanya ada keluhan demam, sembelit, nyeri perut dengan keempukan, selaput lidah kuning, tebal dengan denyut nadi licin dan ada keluhan sesak

Umumnya purgasi digunakan untuk menghilangkan materi yang tersumbat dalam usus. Kontra indikasi diterapkan pada kasus kekurangan, kedinginan, orang yang lemah secara fisik, wanita hamil (karena mungkin mengakibatkan kehabisan tenaga dan cegukan)

4. Mediasi (Penguapan)

Mediasi digunakan untuk merawat bagian tubuh terkena yang terletak antara komplikasi bagian luar dan dalam yang ditandai oleh bergantinya demam dan kedinginan, kenyang, sesak, tercekik di dada dan daerah rusuk, rasa pahit dimulut, tenggorokan kering, mual dan hilangnya selera makan. Selain itu diterapkan apabila rangsangan keringat atau diare tidak disarankan. 

Ada berbagai teknik mediasi yang menekankan pemberesan panas, menyingkirkan penyumbatan makanan dan materi lain, mengusir dingin dan memperkuat energi vital. Teknik ini tidak boleh ditafsirkan sebagai mediasi seenaknya. Menggunakan teknik ini secara acak dapat mempunyai akibat yang jelek.

5. Febrifugal

Teknik ini digunakan untuk merawat penyakit demam akut dan penyakit lain yang dikaitkan dengan panas dalam. Komplikasi gejala panas luar biasa dan adanya perbedaan besar antara panas bagian luar dan dalam tubuh. Untuk panas bagian dalam, adanya sindrom sistem pertahanan sekunder dan sindrom system darah. Teknik ini hanya dapat diterapkan pada penyakit demam yang ditandai oleh rasa haus tanpa ketidaktahanan terhandap dingin.


Kontra indikasi

pemakaian terlalu lama, akan mencederai limpa dan lambung. Pasien lemah dan wanita hamil. 

6. Penghangatan/Pemanasan

Merupakan teknik lawan dari febrifugal. Teknik ini digunakan untuk merawat gejala dingin yang ditandai oleh intolerans (ketidaktahanan) terhadap dingin dan angin, anggota badan dingin, keringatan, nyeri perut mendadak, sukar bernafas dan beser (sering buang air kecil)

Teknik ini digunakan untuk merangsang dalam perawatan, keadaan darurat serta memulihkan fungsi vital dalam keadaan tidak sadar. Teknik ini bisa diterapkan bagi pasien dengan daya tahan tubuh lemah.

Teknik ini tidak dapat diterapkan untuk komplikasi gejala panas karena dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah)

7. Eliminasi

Digunakan untuk merawat penyakit gondok, dyspepsia (gangguan penceraan makanan), timbulnya kelembapab dan panas di dalam tubuh, serta penyakit yang serupa. Obat-obatan yang digunakan dapat menyimngkirkan penyumbatan makanan, menghancurkan masa yang terbentuk oleh energi vital dan makanan yang tersumbat.

Tekni ini tidak baik untuk kasus darurat dan orang-orang yang lemah. Penggunaan obat yang mengusur agen pathogen yang menyerbu akan mengorbankan darah dan energi vital. Oleh karenanya, tidak boleh digunakan secara berlebihan. Hal yangsama juga berlakuk untuk eliminasi. Biasanya, pasien minum obat pencahar dulu dan setelah beberapa waktu kemudian ia menggunkana tonikum.

8. Tonifikasi

Tonifikasi berarti penyegaran dan penguatan (penggunaan tonikum). Indikasi : kekurangan energi vital, darah, fungsi vital dan esens tubuh.

Ada tiga macam penguatan : penguatan hangat untuk kekurangan Yang (fungsi vital)/ sindrom Chi yang biasanya diiringi dengan gejala kedinginan; penguatan febrifugal untuk kekurangan Yin (esens vital)/sindrom Xie yang terkait dengan produksi panas dalam; dan penguatan normal untuk komplikasi gejala kekurangan umum/ sindrom Chi Xie.

Saat menggunakan tonifikasi, orang harus memperhatikan limpa dan lambung yang memberikan dasar bahan dari konstitusi yang diperoleh. Tidak ada tonikum yang bermanfaat bagi tubuh bila limpa dan lambung tidak beres.


Kontra indikasi

Digunakan untuk kasus factor pathogen luar (eksogen) karena dengan menggunakannya pada kasus tersebut akan memupuk ketahanan penyebab penyakit juga, karena pada serangan factor pathogen luar kondisi Wei Chi-daya tahan masih kuat jadi belum memerlukan tonifikasi. Tonifikasi dibutuhkan pada sindrom Xi baik pada situasi Chi Xi, Xie Xi atau Chi Xie Xi dimana Wei Chi-daya tahan tubuh sudah mulai melemah, ingat selalu untuk menyesuaikan tonikum dengan kadar daya tahan.

Penulis blog

Tidak ada komentar