Artikel Menarik

Adakah Hubungan Antara Kedinginan Dan Masuk Angin Pilek

Azdah Blogger Azdah Blogger
Desember 29, 2018
0 Komentar
Beranda
Artikel Menarik
Adakah Hubungan Antara Kedinginan Dan Masuk Angin Pilek

Tidak ada hubungan di antara keduanya. Asosiasi yang keliru ini berkembang karena beberapa alasan.

Virus penyebab pilek menyebar lebih cepat dalam cuaca dingin karena semua orang menghabiskan lebih banyak waktu dalam ruangan, maka mereka saling berdekatan.

Orang pada umumnya menutup jendela selama cuaca dingin sehingga udara yang tercemar oleh partikel-partikel virus tidak tersapu oleh udara segar dari luar. Ini menjadikan virus lebih mudah menyebar.

Udara dingin yang kering membuat membran-membran selaput lendir dalam hidung membengkak. Ini menyebabkan hidung kita mengeluarkan cairan yang sering dihubungkan secara keliru dengan infeksi yang disebabkan oleh virus infulensa.

Pengalaman merasa kedinginan dan menderita flu cenderung diurutkan secara keliru. Kedinganan biasanya merupakan tanda bahwa kita sedang demam dan alih-alih penyebab ini justru akibat infeksi oleh virus influensa.

Penelitian telah menunjukkan tidak ada korelasi antara temperatur lingkungan dan sakit influensa. Asal muasal cerita ibu-ibu yang mengatakan orang akan terkena pilek, influensa atau pneumonia setelah terkena angin atau suhu dingin adalah demam yang terasa sebagai awal gejala menderita penyakit tersebut. 

Perioda demam ini menjadikan pasien merasa kedinginan dan gemetar. Tidak lama setelah menunjukkan gejala-gejala lain, pasien belakangan menghubungkan sakit mereka dengan terkena udara dingin atau angin dingin (masuk angin).

Sesungguhnyalah, sakit pilek disebut influensa karena kepercayaan bahwa penyakit ini disebabkan oleh pengaruh infulensa unsur-unsur kimia. Kenyataan bahwa penilitian yang terisolasi di Antartika tidak pernah terkena flu menegaskan bahwa penyakit ini berasal dari orang lain, bukan dari udara dingin.

Sesungguhnya peluang anda untuk tertular influensa justru kecil di udara dingin. Virus penyebab influensa biasa mati dalam udara dingin dan karena itu memerlukan kehangatan utnuk tetap hhidup. Dengan demikian, rumah yang hangat atau lembab cenderung menyehatkan bagi virus untuk tetap berkembang.

Penulis blog

Tidak ada komentar