Sering kali muncul pertanyaan di benak banyak orang, “Mana sih yang lebih efektif? Terapi Akupunktur atau Bekam?” Apalagi jika Anda baru mulai mengenal kedua metode pengobatan tradisional ini, wajar kalau Anda bingung memilih.
Mari kita ulas bersama, secara jelas dan tuntas, supaya Anda punya gambaran lengkap tentang kelebihan, kekurangan, serta kondisi terbaik untuk menggunakan masing-masing terapi.
Apa Itu Terapi Akupunktur dan Terapi Bekam?
Secara sederhana, Akupunktur adalah terapi yang menggunakan jarum tipis untuk menstimulasi titik-titik tertentu di tubuh agar aliran energi Qi (baca: chi) menjadi seimbang. Terapi ini bertujuan memperbaiki fungsi tubuh dan meredakan berbagai keluhan.
Sedangkan Bekam adalah metode pengobatan yang dilakukan dengan menyedot darah melalui kulit menggunakan gelas khusus, kadang disertai sayatan kecil (bekam basah). Tujuannya adalah mengeluarkan “racun” atau darah kotor dari dalam tubuh untuk memperbaiki kondisi kesehatan.
Kalau dilihat sekilas, Akupunktur dan Bekam memang sangat berbeda secara teknik. Tapi keduanya sama-sama bagian dari pengobatan tradisional yang sudah dipakai berabad-abad, dan keduanya sama-sama dipercaya mampu membantu penyembuhan.
Terapi Bekam: Sunnah Rasul yang Berakar Kuat
Terapi bekam bukan hanya tradisi, tapi juga sunnah Rasulullah SAW yang dianjurkan dalam hadist. Dalam salah satu hadist riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:
“Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara: meminum madu, pembekaman, dan dengan besi panas. Sedang aku melarang umatku melakukan Kay (penyembuhan dengan besi panas).”
Artinya, bekam memiliki tempat istimewa sebagai metode penyembuhan yang telah diuji oleh zaman.
Jenis-Jenis Bekam dan Karakteristiknya
Bekam awalnya dikenal sebagai bekam basah, yakni bekam yang mengeluarkan darah. Namun seiring waktu berkembang menjadi:
-
Bekam basah: Mengeluarkan darah melalui sayatan kecil. Efektif untuk mengeluarkan racun dan zat berlebih dalam tubuh.
-
Bekam kering: Tanpa mengeluarkan darah, hanya menyedot kulit. Membantu melepaskan energi panas berlebih.
-
Bekam luncur dan tarik: Kombinasi bekam dan pijatan yang merangsang energi dan relaksasi.
-
Bekam api: Menggunakan teknik api untuk meningkatkan energi dan metabolisme tubuh, cocok untuk daerah dingin.
Kapan Bekam Kurang Tepat?
Meski dianjurkan, bekam juga punya batasan, terutama karena sifatnya yang “melemahkan” dengan mengeluarkan darah dan energi panas berlebih. Bekam tidak dianjurkan untuk:
- Kondisi tubuh lemah, letih, dan lesu (dikenal dengan istilah 3L).
- Orang yang memiliki darah sedikit atau pucat.
- Penyakit kronis yang sudah lama, kecuali dilakukan oleh terapis yang sangat berpengalaman.
- Bagian tubuh yang terasa dingin atau tidak kuat.
- Setelah berenang atau aktivitas berat, karena tubuh masih butuh pemulihan.
Terapi Akupunktur: Fleksibilitas dalam Penyembuhan
Akupunktur berfokus pada merangsang titik-titik energi dengan jarum tipis sehingga aliran Qi dalam meridian tubuh kembali lancar. Sensasi yang timbul bisa berupa pegal, kesemutan, atau sedikit kesetrum, yang disebut Deqi.
Kelebihan Akupunktur
-
Fleksibel: Bisa digunakan untuk menguatkan atau melemahkan tubuh, tergantung teknik dan titik yang dipilih.
-
Non-invasif: Jarum sangat tipis, dan tidak mengeluarkan darah seperti bekam.
-
Bisa diterapkan untuk kondisi tubuh lemah dan kuat.
-
Dapat meredakan nyeri, stres, gangguan pencernaan, hingga gangguan tidur.
Kekurangan Akupunktur
Meskipun fleksibel, akupunktur bisa kurang efektif jika kondisi pasien sangat kekurangan materi (zat gizi, darah, energi) atau justru kelebihan unsur materi. Dalam kondisi ini, dibutuhkan terapi lain sebagai pengobatan utama, sementara akupunktur berfungsi sebagai terapi pendukung.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Jawabannya: Keduanya sama-sama baik dan efektif, jika digunakan pada kondisi yang tepat!
-
Jika tubuh kekurangan materi, seperti darah dan energi, terapi utama yang dianjurkan adalah herbal dan akupunktur sebagai pendukung.
-
Jika tubuh memiliki kelebihan unsur materi atau racun, maka terapi utama yang tepat adalah bekam, dengan akupunktur sebagai terapi pendukung.
-
Jika kondisi pasien lemah dan harus menjalani bekam, maka harus diupayakan penguatan tubuh terlebih dahulu melalui terapi akupunktur, agar bekam dapat berjalan dengan aman dan efektif.
Kesimpulan
Tidak ada terapi yang lebih baik secara mutlak antara Akupunktur dan Bekam. Semua tergantung pada kondisi tubuh pasien dan bagaimana terapi tersebut diaplikasikan.
Yang penting adalah mengetahui karakteristik masing-masing terapi dan memilih yang paling sesuai. Bahkan, penggabungan terapi akupunktur dan bekam secara sinergis sering kali menghasilkan hasil terbaik.
Salam sehat dari Azdah - Terapijarum.com!
Tidak ada komentar