Pernahkah kamu mendengar bunyi “krek” atau “klik” saat meregangkan jari, leher, atau punggung? Bunyi tersebut bisa terdengar menakutkan bagi sebagian orang, tapi juga terasa memuaskan bagi yang lain. Lantas, apa sebenarnya penyebab munculnya bunyi ini? Apakah berbahaya? Yuk, kita kupas secara ilmiah dan mudah dipahami.
Asal Bunyi: Bukan Tulangnya yang Retak!
Saat kita meregangkan sendi, sebenarnya bukan tulangnya yang berbunyi. Bunyi tersebut berasal dari cairan sinovial, yaitu pelumas alami dalam rongga sendi. Ketika tekanan pada cairan ini berkurang, terbentuklah gelembung gas (umumnya nitrogen) di dalamnya.
Nah, gelembung ini bisa pecah atau meletus secara tiba-tiba, dan di situlah bunyi “krek” itu muncul. Proses ini disebut kavitasi—mirip seperti saat membuka tutup botol soda, di mana gas tiba-tiba keluar dari larutan.
Bunyi Juga Bisa Timbul dari Vakum Sendi
Selain dari gelembung gas, bunyi juga bisa muncul karena dua permukaan sendi yang tiba-tiba terpisah, menciptakan semacam vakum kecil. Ketika vakum ini “pecah”, suara khas pun terdengar. Fenomena ini sering terjadi saat kamu merenggangkan jari dengan tekanan tertentu.
Apa Hubungannya dengan Terapi Pijat atau Osteopati?
Saat menjalani terapi seperti osteopati atau chiropractic, pasien kadang merasakan bunyi “krek” pada persendian. Tapi perlu dicatat: bunyi ini bukan indikator keberhasilan terapi. Terapi dianggap berhasil bila sendi terasa lebih lentur, nyaman, dan tidak nyeri—terlepas dari ada atau tidaknya bunyi.
Fakta Unik: Bunyi Sendi Bisa Terlihat di Foto Rontgen
Dalam dunia medis, bunyi sendi bisa dijelaskan lewat pencitraan. Misalnya, radiolog sering melihat gelembung gas di sendi bahu anak-anak saat rontgen dada dilakukan. Ini terjadi karena anak biasanya meronta, sehingga gaya tarikan menyebabkan gas nitrogen keluar dari larutan dan membentuk gelembung.
Hal serupa juga tampak saat bayi diperiksa dengan ultrasonografi untuk mendeteksi dislokasi panggul bawaan. Bayi yang bergerak atau menangis saat diperiksa dapat memunculkan gelembung kecil di rongga sendi. Menariknya, gelembung ini akan hilang setelah beberapa saat karena nitrogen kembali larut dalam cairan sendi.
Apakah Bunyi Sendi Berbahaya?
Secara umum, bunyi pada sendi tidak berbahaya selama tidak disertai dengan rasa nyeri, bengkak, atau keterbatasan gerak. Kalau hanya bunyi tanpa keluhan lain, itu bisa dianggap normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, jika bunyi disertai keluhan lain seperti rasa nyeri atau sendi terasa ngilu, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau terapis akupunktur berpengalaman untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kesimpulan: Wajar, Tapi Tetap Bijak
Bunyi saat meregangkan sendi adalah hal yang umum dan sebagian besar tidak berbahaya. Gelembung gas yang terbentuk dan pecah dalam cairan sendi adalah penyebab utamanya. Meski begitu, sebaiknya jangan terlalu sering memaksa sendi berbunyi, apalagi jika dilakukan dengan gerakan mendadak atau ekstrem.
Jika kamu tertarik dengan cara alami dan aman untuk merawat sendi, terapi seperti akupunktur juga bisa menjadi pilihan untuk menjaga keseimbangan tubuh dan meningkatkan fleksibilitas otot serta sendi.
Tidak ada komentar